Sebenarnya saya belum membaca buku Tarbiyatul Aulad
Fil Islam (Cara Mendidik Anak-Anak dalam Islam) karangan Syeikh Abdullah
Nasih Ulwan. Banyak yang mengatakan buku ini mantap !
Tetapi saya ingin menunda membacanya sehingga tiba waktunya * hehehe.. ^_^
Namun setelah menghadiri program bersama anak-anak tempo hari, saya merasa Tarbiyatul Aulad
ini begitu penting. Hal yang mungkin tampaknya remeh, tetapi
besar implikasinya terhadap masa depan umat islam.
Dan
saya tidak sendirian dalam memahami hal ini.
Tokoh-tokoh Islam yang besar, seperti Imam
Hassan Al Banna, Imam Al Ghazali, telah menuliskan kurikulum dalam mendidik anak-anak, karena tahu bahwa hal ini cukup penting..
Namun….
Mulailah Dengan Diri Sendiri Dahulu..
Banyak yang menyangka Tarbiyatul Aulad ini dimulai ketika setelah menikah, dan telah dianugrahkan oleh Allah anak-anak.
Maaf, itu salah !
Mempelajari Tarbiyatul Aulad ini sebenarnya harus dilakukan sebelum anak itu dilahirkan.
Ataupun dengan gaya bahasa yang sedikit extreme, 40 tahun sebelum anak itu dilahirkan.
40 tahun ?!! Ya benar!
Itulah salah satu ungkapan yang diucapkan oleh ayahnya Imam Al Ghazali, saat ia ditanya bagaimana cara dia mendidik Imam Al Ghazali.
Coba kita bayangkan bersama.
Ketika ditanya seperti itu, usia ayah Imam Al Ghazali adalah 55 tahun, maka 40 tahun sebelum itu, usianya adalah 15 tahun.
15 tahun sudah berfikir bagaimana untuk merancang keluarga ? Ya !
Memikirkan bagaimana membina
individu/keluarga muslim itu telah dimulai sejak usia remaja ini. Bukannya
ketika setelah akad nikah, baru merancang bersama istri bagaimana masa depan keluarga, tetapi sekarang!
Coba fikirkan baik-baik, sempatkah sehari atau sebulan sebelum menikah, atau 6 bulan sebelum melahirkan, baru kita
merancang bagaimana bentuk pendidikan dan keluarga yang bakal kita bina ?
Saya rasa tidak sempat. Dan bahkan sudah telat.
Jadi, ayo kita mulai dari sekarang !
*Ehh,, tapi mau mulai darimana?
Angan-angan sebelum tidur
“Antum bayangkan hal itu sebelum tidur, antum ingin keluarga yang seperti apa? Anak-anak dan Istri yang bagaimana ?“ kata seorang sahabat saya, "ingat.. ! tidak salah berangan-angan, tapi jangan berlebihan" Hehehe.. kami tertawa bersama.
Saya jadi semangat ! Semangat untuk merancang keluarga ! Karena apa ?
Karena
saya tahu dan semua orang juga sudah tahu, untuk melahirkan generasi muslim yang
akan menegakkan Islam, maka ia harus dimulai dari keluarga, yang dinamakan sebagai Baitul Muslim ataupun Keluarga
Muslim. Maka, mulai sekarang kita harus meningkatkan ‘angan-angan’ itu, serta perbanyak ilmu berkaitan dengan Tarbiyatul aulad atau pendidikan anak-anak ini.
Dan langkah yang selanjutnya adalah !
Mencari calon istri yang solehah
Istri
yang solehah merupakan roh sebuah rumah tangga. Ia mampu menenangkan sebuah
jiwa dan dengannya akan teratur sebuah kehidupan. Dia berperan untuk
mengatur rumah, mendidik anak-anak dan membesarkan mereka di atas
landasan kemuliaan, kebenaran dan kebaikan. Mereka seharusnya merasa
bertanggungjawab seandainya anak-anak mereka ‘tidak menjadi’, menjadi
sampah masyarakat atau bahkan musuh islam. Tugas ibu bukan sekedar membuatkan makan
minum dan mencucikan pakaian anak-anak saja, tetapi juga untuk membuat
segala potensi, rohani, jasmani, emosi dan intelektual anak-anak.
Ya benar. Isteri adalah individu pertama yang selalu
dekat dengan anak-anak. Maka, secara tidak
langsung ibu adalah individu yang paling penting dalam proses
pentarbiyahan seorang anak.
Disebutkan dalam satu kisah yang semoga tidak salah, yakni bagaimana ibu dari Sultan Muhammad Al Fatih mentarbiyah anaknya.
Setiap
hari tanpa bosan, ibu Sultan Muhammad Al Fateh ini membawa
Sultan Muhammad Al Fatih ke sebuah tebing yang betul-betul menghadap
kota Konstantinopel sambil berkata..
“Wahai anakku, di sana
terdapat Kota Konstantinopel. Dan Rasulullah SAW bersabda:
Konstantinopel itu akan ditaklukkan oleh tentara Islam. Penakluknya adalah sebaik-baik raja, dan tentaranya adalah sebaik-baik
tentara. Ketahuilah anakku, engkau lah orangnya”
Persoalannya, apakah ibu Sultan Muhammad Al Fatih tahu bahwa anaknya itu yang akan menaklukkan kota Konstantinopel ?
Tidak tahu ! Sama sekali tidak tahu !
Tetapi karena ia percaya pada janji Allah dan optimis dengan cita-citanya,
ibu Sultan Muhammad Al Fatih ini tanpa bosan terus memotivasi
anaknya dengan hadits itu.
Dan akhirnya ,
Sultan Muhammad Al Fatih berhasil membuka kota Konstantinopel, setelah 800 tahun berlalu.
Maka benarlah seperti apa yang dikatakan oleh Saidina Umar r.a
“Di balik kesuksesan seorang lelaki itu, lihatlah bagaimana ibunya”
Lalu bagaimana mendapatkan seorang istri yang solehah? (nah, yang ini saya tidak mau bahas ^_^)
Tanggungjawab dakwah kita kepada anak-anak dan remaja
sadarkah kita bahwa pada usia remaja, bimbingan
dan nasihat amatlah diperlukan bagi diri mereka yang sedang
mengalami transisi kedewasaan. Mereka sebenarnya sedang mencari teladan yang dirasa sesuai untuk diikuti sebagai idola.
Jika tidak kita tanamkan semangat dan rasa cinta kepada yang seharusnya menjadi teladan dalam hati mereka, nanti mereka akan jatuh cinta pada mereka yang tidak seharusnya menjadi teladan? Siapa tahu?
“bang, malam ini temankan Lisa nonton konser WALI di korem ya ? Plizz …”
“Oi mi, ade JKT48 nih datang, yok kite liat..”
Sahabat,
Rasulullah dan para sahabatnya, para ulama, atau tokoh2 hebat kaum muslimin, yang hendak kita tanamkan menjadi idola mereka, tentu bukanlah orang yang akan menjadi pasangan hidup mereka. Begitu juga idola-idola yang tidak pantas menjadi idola. Tetapi mereka adalah idola-idola penting
yang bakal mempengaruhi kehidupan anak-anak ini sejak kecil hingga dewasa.
Maka, apakah solusinya ?
Mari kawan, tidak salah jika anda menabung Rp. 25.000 sebulan, dikumpulkan untuk membeli buku Tarbiyatul Aulad, atau mungkin menghadiahkannya kepada adik-adik remaja yang anda kenali.
Tidak salah juga anda korbankan sedikit waktu luang anda untuk membahas hal ini kepada mereka.
Tidak
salah juga jika anda rendahkan martabat diri anda, bergaul dengan mereka,
kenali mereka, nasihati mereka. Karena mereka sangat butuh untuk dikenalkan idola yang seharusnya untuk diikuti. Atau mungkin anda lah yang pantas menjadi idola mereka.
Semoga kisah di bawah ini menjadi inspirasi buat anda, karena kisah ini tersangat menginspirasi saya.
"Seorang anak kecil di Kota Madinah bernama Umair selalu bermain
dengan burung pipit peliharaanya. Nabi saw menamakan burung itu
al-nughair (anak burung pipit). Setiap kali melihat umair, Nabi berkata ”
Wahai Umair apa yang dilakukan oleh al-nughair ?
suatu hari saat Rasulullah SAW berkeliling bersama sahabat, tiba-tiba Rasulullah SAW melihat seorang Umair sedang menangis"
(Bayangkan, seorang Pemimpin yang hebat, berhenti karena melihat tangisan anak kecil ?”)
“Ya Umair, mengapa kamu menangis?”
“Burung kecilku baru saja mati Ya Rasulullah” Kata Umair, sambil mengesat-ngesat air matanya.
Lalu anda tahu apa yang Rasulullah saw lakukan?
“Nabi saw pun duduk sejenak dan bermain dengan Umair. Para sahabat
yang terlihat Rasulullah pun bertanya, lalu Baginda saw menjawab ” al
nughair telah mati” karenanya aku ingin menghibur Umair. (HR Bukhari
no 6203)
Subhanallah,
jika pemimpin hebat seperti Rasulullah saw yang sudah tentu lebih sibuk
dari kita, begitu peka akan perasaan seorang anak kecil? lalu bagaimana dengan kita?
Mari kita borong sama-sama buku Tarbiyatul Aulad Fil Islam Jilid 1 dan 2 : Syeikh Abdullah Nasih Ulwan, di Granada Bookmart - Kopma Untan..
0 comments:
Post a Comment